Digital Marketing

Brand Positioning Apple Bantu Dapat Pacar? 5 Langkah Mengembangkan Brand Positioning Bisnis

Apple atau Android? Sejujurnya, tergantung kebutuhan. Seseorang yang mencari higher security akan lebih memilih Apple karena OS design dengan lockdown system dan perlindungan product dari malware. Seseorang yang mencari customizability akan memilih Android karena varietas app yang lebih tinggi. Pengguna yang membutuhkan seamless ecosystem akan memilih Apple karena interaksi antara Mac, Iphone, Apple Watch, dan produk Apple lainnya. Namun, pengguna yang mencari affordability akan memilih Android karena price range yang lebih luas.

Secara logika, keunggulan ini seharusnya membuat Apple dan Android imbang di benak customer. Realita-nya, survey yang dilakukan Decluttr di Amerika menemukan bahwa 70% dari seseorang yang single, lebih memilih nge-date dengan pengguna Iphone ketimbang pengguna Android. Kok bisa? Mengapa tidak ada understanding “"oh mungkin dia pakai Android karena butuh aplikasi XYZ” di benak mereka? Semua hal ini disebabkan oleh product positioning Apple yang tepat.

Apa itu Product Positioning?

Product Positioning adalah strategi menentukan dan mengkomunikasikan bagaimana suatu brand ingin pasar berpikir dan beropini tentang produk brand tersebut. Suatu produk dapat memiliki beberapa positioning yang berbeda, dengan masing masing positioning di-targetkan ke audience yang berbeda.

Dalam kasus Apple, mereka tidak puas dengan positioning yang diarahkan hanya terhadap audience yang mencari security, dikarenakan tech-whiz tergolong niche (studi menunjukan bahwa hanya 1 dari 3 orang fasih secara teknologi) dan memiliki risiko crossover terhadap adaptability yang ditawarkan Android. Apple pun membangun positioning baru, yaitu exclusive positioning. Apple mengkomunikasikan produknya sebagai produk paling premium dan bergengsi yang berada di pasaran. Seorang single person yang mencari pasangan yang “bergengsi” pun akan memilih seseorang yang menggunakan produk Apple.

Bagaimana Cara Membangun Product Positioning?

  1. Pelajari mengapa customer akan menggunakan product brand

Mengapa seorang customer harus memilih product brand mu dibandingkan product kompetitor. Tidak yakin? Coba tanyakan ketiga pertanyaan ini ke diri sendiri dan ke responden yang terdiri dari potential customer:

  • Kalau besok product ini tidak ada di pasar, bagaimana perasaan mu? Senang?  Sedih? Tidak peduli? Kenapa?
  • Keuntungan utama apa yang didapatkan dari product ini?
  • Jika besok produk ini menghilang, produk apa yang akan kamu gunakan sebagai alternative?

Jika kita mengambil studi kasus Apple, jelas bahwa mereka dapat dengan mudah menggunakan keamanan dan ekosistem sebagai product positioning. Namun, mereka membangun positioning baru yaitu exclusivity. Jika besok produk Apple menghilang, pengguna apple akan sedih, ecosystem Apple dapat digantikan oleh Google dan security Apple dapat di cover dengan antivirus terbaik. Namun, exclusivity Apple, perasaan bangga memiliki dan menggunakan product Apple tidak akan bisa digantikan oleh product lain. Respect yang diberikan lawan jenis, kolega di kantor, partner bisnis terhadap Iphone dan Macbook tidak akan semudah itu digantikan oleh product lain.

  1. Lakukan identifikasi pasar dan persona customer yang dikejar

Sekarang kamu sudah mulai punya bayangan tipe customer yang akan ditarget, waktu nya membangun identifikasi pasar dan persona customer tersebut. Tentukan key traits utama mereka, contoh:

- Apa pain points mereka?

- Apa interests mereka?

- Apa goals dan motivasi yang mereka miliki?

- Dimana mereka berbelanja?

- Bagaimana sifat mereka ketika berbelanja?

Kembali ke contoh Apple, di Indonesia, iBox merupakan reseller Apple yang paling ternama (karena Apple belum membangun Apple Store di Indonesia per penulisan artikel ini). Coba perhatikan lokasi iBox dan interior design dari store. Mayoritas dari iBox berlokasi di mal dan kawasan eksklusif lainnya, interior design dari store pun dibuat sleek, clean, sophisticated, dan modern. Hal ini dengan sengaja di design untuk menarget persona customer yang memang mencari premium experience.

  1. Tentukan maturitas pasar

Maturitas dari pasar sangat menentukan positioning yang dapat diambil. Di suatu pasar yang baru, brand harus terlebih dahulu memperkenalkan permasalahan yang mau diselesaikan, sebelum masuk dengan offer yang ditawarkan (berupa produk atau servis yang dimiliki brand untuk menyelesaikan permasalahan tersebut).

Sebaliknya, di market yang telah mature, fokus dari suatu brand akan diarahkan ke product differentiation. Dalam kasus ini, brand akan berfokus ke menjelaskan mengapa brand tersebut ada di pasar dan meyakinkan konsumen bahwa offer yang dimiliki brand unik dan berbeda, lewat fitur dan keunggulan yang brand miliki.

Dalam kasus Apple, mereka diunggulkan karena brand telah ada bertahun-tahun dan di-establish ketika pasar masih muda. iPhone yang pertama dirilis di tahun 2007, dan merupakan smartphone dengan touchscreen paling sleek di pasar pada jamannya dan juga merupakan smartphone pertama yang menawarkan internet full. Akibatnya, dari awal mereka telah berhasil mem-position diri di pasar yang muda sebagai brand premium dan exclusive.

  1. Pertimbangkan flow pikiran seorang potential customer

Ketika seseorang mempertimbangkan produk-mu, beberapa hal melewati benak mereka. Ini dapat dirangkum dengan 4 hal:

  • Ketidakpuasan
  • Daya Tarik
  • Kekhawatiran
  • Kebiasaan

Jika seseorang ingin membeli produk brand-mu, maka mereka pasti tidak puas dengan produk yang saat ini mereka miliki (ketidakpuasan) atau mereka tertarik dengan tawaran yang dimiliki produk brand (daya tarik). Namun, sebelum mereka melakukan switch, mereka akan perlu terlebih dahulu diyakinkan atas rasa takut yang mereka miliki atas product-mu (kekhawatiran). Patut dipertimbangkan pula agar switch yang terjadi se-natural mungkin, agar mereka tidak perlu melewati proses panjang mengganti kebiasaan mereka sehari-hari (kebiasaan).

iPhone yang pertama menjawab ketidakpuasan masyarakat atas smartphone jaman tersebut yang tidak canggih, dan menarik masyarakat dengan fitur seperti internet dan touchscreen.  Untuk menjawab kekhawatiran masyarakat atas produk yang unik ini, iPhone yang pertama diumumkan oleh Steve Jobs, dengan visi dan kharisma luar biasa yang dia miliki. iPhone juga unik karena UI-nya yang intuitive membuat customer mudah melakukan switch dan tidak mengganggu kebiasaan sehari hari yang mereka miliki.

  1. Gabungkan semuanya menjadi strategi

Pada tahap ini, brand-mu sudah memiliki bayangan atas produk, pasar, dan customer yang ingin ditarget. Waktunya menggabungkan semua ini menjadi strategi launch, marketing, dan penjualan brand-mu! Pastikan strategi cohesive dan sejalan dengan positioning yang dikejar. Semoga beruntung.

P.S.

Kalau brand kamu membutuhkan bantuan menganalisa pasar dan kompetitor, Petujuh saat ini menawarkan FREE competitor analysis untuk 3 brand setiap minggu-nya. Kami akan menganalisis historical sales kompetitor-mu di marketplace online Shopee, best performing product yang mereka miliki secara sales, dan juga top performing ads milik competitor dan top performing ads di market di platform Meta, Google, dan Tiktok. Merasa butuh informasi ini? Daftar di link berikut untuk mendapatkan free competitor analysis-mu! Jangan sampai ketinggalan karena hanya 3 pendaftar pertama setiap minggu yang yang akan mendapatkan akses tersebut!

Link free competitor analysis:

https://www.petujuh.id/free-competitor-analysis

References:

Penggunaan gambar adalah logo yang dimiliki oleh Apple

No items found.